Visi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang
berlandaskan Al–Qur’an dan As – Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya
senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi
munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil
‘alamin menuju terciptanya atau terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar–benarnya.
Misi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,
dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang memiliki misi :
- Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
- Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan – persoalan kehidupan.
- Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al – Qur’an sebagai kitab Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
- Mewujudkan amalan – amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Usaha
Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam mewujudkan visi dan
misi geraknya menempuh langkah – langkah / usaha sebagai berikut :
- Mempergiat dan memperdalam penyelidikan agama Islam untuk mendapatkan kemurniannya dan kebenarannya.
- Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlak.
- Memajukan dan inovasi dalam bidang pendidikan serta memperluas ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian.
- Mempergiat dan menggembirakan tabligh.
- Menggemberikan dan membimbing masyarakat untuk membangun dan memelihara tempat ibadah dan wakaf.
- Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan menurut tuntunan agama Islam.
- Membina dan menggerakkan angkatan muda sehingga menjadi kader Muhammadiyah, kader agama dan kader bangsa.
- Membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam.
Karakter
Gerakan Muhammadiyah
Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam
Persyarikatan Muhammadiyah dibangun
oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman
(tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor inilah yang sebenarnya paling utama
yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang faktor-faktor lainnya dapat
dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata. Dengan
ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji ayat-ayat Alquran,
khususnya ketika menelaah surat Ali Imran ayat 104, maka akhirnya dilahirkan
amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini
telah dikembangkan sehingga dari hasil kajian ayat – ayat tersebut oleh KHR
Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat
Alquran”, yang didalammya tergambar secara jelas asal – usul ruh, jiwa, nafas,
semangat Muhammadiyah dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya
Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah
itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran –
ajaran Al – Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain
kecuali semata – mata untuk merealisasikan prinsip – prinsip ajaran Islam.
Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak
dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam.
Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam
dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan
dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.
Muhammadiyah
sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah
dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari
kelahirannya dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang
mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA
Dahlan terdapat ayat – ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran
Ayat 104. Berdasarkan Surat Ali Imran ayat 104 inilah Muhammadiyah meletakkan
khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak)
Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.
Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia
dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh
hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak
– kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti –
panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak
lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan
dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah
Islamiyah.
Muhammadiyah
sebagi Gerakan Tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada
Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan
Reformasi. Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu
organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang
tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan
umat yang terang – terangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat,
syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu
mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah
sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai
penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sebab
semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada
gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan
ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga
termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara
pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara
penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak
yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan
rumah sakit, pelaksanaan sholat ied dan pelaksanaan kurban dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka
tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification)
dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation).
Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka
Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.
Sumber: Muhammadiyah.or.id
Penyunting: pcmb
Sumber: Muhammadiyah.or.id
Penyunting: pcmb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama
No Hp
email