Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII, telah meghasilkan Ketua Umum Baru periode 2018 sampai 2022 dari proses pemilihan ketua umum dan formatur Periode 2018-2022, pada Rabu (28/11) berlokasikan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Bp SUNANTO Terpilih Menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022
Pilih Menu
Kamis, 29 November 2018
SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA SUNANTO, S.H.I. DAN DZULFIKAR A. TAWALLA
Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII, telah meghasilkan Ketua Umum Baru periode 2018 sampai 2022 dari proses pemilihan ketua umum dan formatur Periode 2018-2022, pada Rabu (28/11) berlokasikan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Bp SUNANTO Terpilih Menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022
Selasa, 27 November 2018
MUKTAMAR XVII PEMUDA MUHAMMADIYAH KE XVII DI JOGJA
MUKTAMAR XVII PEMUDA MUHAMMADIYAH KE XVII DI JOGJA
Kontentasi antar-kandidat Ketua Umum dalam Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berlangsung pada (25-28/11) memasuki babak baru.
Sebagaimana diketahui, dalam perhelatan demokrasi organisasi yang dinahkodai Dahnil Anzar Simanjuntak itu mencuat 6 orang kandidat ketua umum yang akan mengemban amanah untuk periode 2018-2022. Keenam kandidat tersebut adalah Ahmad Fanani, Ahmad Labib, Ahmad Sukron, Faisal, Fajar Andi, dan Sunanto.
Dari berbagai informasi yang berhasil dihimpun oleh KLIKMU.CO dari arena Muktamar, di antara 6 calon ketua umum yang disahkan melalui Sidang Tanwir Pra-Muktamar mulai mengerucut dua nama.
“Persaingan antar-kandidat mulai mengerucut dua nama, yakni Ahmad Fanani dan Sunanto. Keduanya dapat simpati cukup baik dari pemilih. Yang lainnya, dukungan pemilih tidak terlalu masif,” ujar salah satu pengurus PWPM yang enggan disebutkan namanya.
Menurut salah seorang Tim Pemenangan Ahmad Fanani, pihaknya telah mampu mengakomodir dukungan dari 17 Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) dari total 34 PWPM yang hadir.
“Alhamdulillah, arus dukungan perjuangan kami semakin kuat dan besar. Ini bak bola salju yang terus menggelinding dan membesar,” ungkapnya di depan Sportorium, Selasa (27/11) siang.
Representasi dukungan dari berbagai Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) yang hadir menurut sumber informasi KLIKMU.CO juga makin kuat.
“Beberapa Wilayah (PWPM, red.) yang secara formal tidak mendukung kami pun, suara PDPM-nya banyak yang masuk. Insyaallah ini modalitas yang baik,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, nama Ahmad Fanani belakangan ini marak diberitakan di berbagai media lantaran dikaitkan dalam penyalahgunaan dana bantuan Kemenpora RI pada acara Kemah Kebangsaan Pemuda Islam di Candi Prambanan tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, tim pemenangan Ahmad Fanani menyatakan bahwa kasus itu lebih mengarah pada upaya demoralisasi dan depolitisasi yang bersangkutan sebagai salah satu kandidat Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
“Insyaallah isu itu tidak benar dan segera selesai. Isu seperti ini menihilkan moral demokrasi Muktamar. Kami mengimbau semua pihak, khususnya para kandidat bermain secara cantik dan fairplay,” pungkasnya. (Ferry)
Sumber: http://klikmu.co/muktamar-pemuda-muhammadiyah-xvii-kandidat-kuat-mengerucut-dua-nama/
Senin, 12 November 2018
Mars Muhammadiyah
Mars Muhammadiyah
Sang Surya Telah Bersinar
Shahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati
Shahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati
Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusik Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan
Mengusik Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan
Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona
Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Lagu : Mursjid
Syair : M. Diponegoro
Syair : M. Diponegoro
Ayo lah… ayo… ayo….
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
PCM BENGKONG
Sejarah umat telah menuntut bukti
Ingatlah… ingat… ingat…
Niat telah diikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Susila cakap takwa kepada Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti
Immawan.. dan Immawati…
Umat teladan, putra harapan
Penyambung hidup generasi
Umat Islam, seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
PCM BENGKONG
Sejarah umat telah menuntut bukti
Ingatlah… ingat… ingat…
Niat telah diikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Susila cakap takwa kepada Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti
Immawan.. dan Immawati…
Umat teladan, putra harapan
Penyambung hidup generasi
Umat Islam, seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur
DOWNLOAD: LAGU MARS IMM.MP3
BERITA HOAX DAN BAHAYANYA
Oleh
SUYONO,M.Ag
SUYONO,M.Ag
Pada masa
kehidupan sehari-hari di zaman ini, sangat banyak berita yang kita terima dari
berbagai media sosial, cetak dan eletronik, dan media social lainnya, yang
isinya banyak kita mendengar berita desas-desus dan berita yang tidak jelas asal-usulnya.
Kadang dari suatu peristiwa kecil, tetapi dalam pemberitaannya, peristiwa itu
begitu besar atau sebaliknya.
Berita itu
tergolong 3 kategori
- Berita Besar
- Berita Sedang
- Berita Kecil
Diantaranya:
- Berita Fitnah
- Berita Aqidah, dan
- Berita yang lainnya
terkadang
Berita itu menyangkut kehormatan seorang muslim. Bahkan tidak jarang, sebuah berita
membuat retak rumah tangga, Organisasi, dll. hanya karena sebuah berita yang
belum tentu benar. Bagaimanakah sikap kita terhadap berita yang bersumber dari
orang yang belum kita ketahui kejujurannya?
Oleh
DR Abdul Azhim Al Badawi
Dalam naskah berikut ini, penulis menjelaskan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap berita-berita yang belum jelas kebenarannya itu.
Oleh
DR Abdul Azhim Al Badawi
Dalam naskah berikut ini, penulis menjelaskan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap berita-berita yang belum jelas kebenarannya itu.
Allah
berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Dalam ayat
ini, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman berjalan mengikut desas-desus.
Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada
mereka. Tidak semua berita yang dicuplikkan itu benar, dan juga tidak semua
berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. (Ingatlah, pent.), musuh-musuh
kalian senantiasa mencari kesempatan untuk menguasai kalian. Maka wajib atas
kalian untuk selalu waspada, hingga kalian bisa mengetahui orang yang hendak
menebarkan berita yang tidak benar.
Allah
berfirman,
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti”
Maksudnya,
janganlah kalian menerima (begitu saja) berita dari orang fasik, sampai kalian
mengadakan pemeriksaan, penelitian dan mendapatkan bukti kebenaran berita itu.
(Dalam ayat
ini) Allah memberitahukan, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya (jika
berbicara) dia dusta, akan tetapi kadang ia juga benar. Karenanya, berita yang
disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali
setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak,
maka ditolak.
Kemudian
Allah menyebutkan illat (sebab) perintah untuk meneliti dan larangan untuk
mengikuti berita-berita tersebut.
Allah
berfirman.
أَن تُصِيبُوا
قَوْمًا بِجَهَالَةٍ
“Agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya”. Kemudian
nampak bagi kamu kesalahanmu dan kebersihan mereka.
فَتُصْبِحُوا عَلَى
مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al Hujurat : 6]
Terutama
jika berita tersebut bisa menyebabkan punggungmu terkena cambuk. Misalnya, jika
masalah yang kalian bicarakan bisa mengkibatkan hukum had, seperti qadzaf
(menuduh) dan yang sejenisnya.
Sungguh,
betapa semua kaum muslimin memerlukan ayat ini, untuk mereka baca, renungi,
lalu beradab dengan adab yang ada padanya. Betapa banyak fitnah yang terjadi
akibat berita bohong yang disebarkan orang fasiq yang jahat! Betapa banyak
darah yang tertumpah, jiwa yang terbunuh, harta yang terampas, kehormatan yang
terkoyakkan, akibat berita yang tidak benar!Berita yang dibuat oleh para musuh
Islam dan musuh umat ini. Dengan berita itu, mereka hendak menghancurkan
persatuan umat ini, mencabik-cabiknya dan mengobarkan api permusuhan diantara
umat Islam.
Betapa
banyak dua saudara berpisah disebabkan berita bohong! Betapa banyak suami-istri
berpisah karena berita yang tidak benar! Betapa banyak kabilah-kabilah, dan
kelompok-kelompok saling memerangi, karena terpicu berita bohong!
Allah Azza
wa Jalla Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui, telah meletakkan satu kaidah
bagi umat ini untuk memelihara mereka dari perpecahan, dan membentengi mereka
dari pertikaian, juga untuk memelihara mereka dari api fitnah.
Akan tetapi
sangat disayangkan, tidak ada satu pun masyarakat muslim yang bebas dari
orang-orang munafiq yang memendam kedengkian. Mereka tidak senang melihat kaum
muslimin menjadi masyarakat yang bersatu dan bersaudara, dimana orang yang
paling rendah diantara mereka dijamin bisa berusaha dengan aman, dan apabila
orang akar rumput itu mengeluh, maka orang yang di tampuk kepemimpinan juga
akan mengeluh.
Wajib atas
kaum muslimin untuk waspada dan mewaspadai musuh-musuh mereka. Dan hendaklah
kaum muslimin mengetahui, bahwa para musuh mereka tidak pernah tidur (tidak
pernah berhenti) membuat rencana dan tipu daya terhadap kaum muslimin. Maka
wajiblah atas mereka untuk senantiasa waspada, sehingga bisa mengetahui sumber
kebencian, dan bagaimana rasa saling bermusuhan dikobarkan oleh para musuh.
Sesungguhnya
keberadaan orang-orang munafiq di tengah kaum muslimin dapat menimbulkan bahaya
yang sangat besar. Akan tetapi yang lebih berbahaya, ialah keberadaan
orang-orang mukmin berhati baik yang selalu menerima berita yang dibawakan
orang-orang munafiq. Mereka membuka telinga lebar-lebar mendengarkan semua
ucapan orang munafiq, lalu mereka berkata dan bertindak sesuai berita itu.
Mereka tidak peduli dengan bencana yang ditimpakan kepada kaum muslimin akibat
mengekor orang munafiq.
Al Qur’an
telah mencatatkan buat kita satu bencana yang pernah menimpa kaum muslimin,
akibat dari sebagian kaum muslimin yang mengekor kepada orang-orang munafiq
yang dengki, sehingga bisa mengambil pelajaran dari pengalaman orang-orang
sebelum kita.
Kalau kalian
mau, bacalah Surat An Nur dan renungilah ayat-ayat penuh barakah yang Allah
ucapkan tentang kebersihan Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dari
tuduhan kaum munafiq. Kemudian sebagian kaum muslimin yang jujur ikut-ikutan
menuduh tanpa meneliti bukti-buktinya.
Allah
berfirman.
إِنَّ الَّذِينَ
جَآءُوا بِاْلإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ لاَتَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ
خَيْرٌ لَّكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُم مَّااكْتَسَبَ مِنَ اْلإِثْمِ وَالَّذِي
تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya
orang-orang yang membawa ifki adalah dari golongan kamu juga.Janganlah kamu
kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi
kamu.Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya, dan barangsiapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar”. [An Nur
: 11].
Ini
maksudnya adalah berita bohong. Dan ini merupakan kebohongan yang paling jelek.
لاَتَحْسَبُوهُ
شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
“Janganlah
kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu”.
[An Nur : 11].
Tidak semua
perkara-perkara itu bisa dinilai hanya dengan zhahirnya saja. Karena terkadang
kebaikan atau nikmat itu datang dalam satu bentuk yang kelihatannya
menyusahkan. Diantara kebaikan (yang dijanjikan Allah buat keluarga Abu Bakar),
ialah Allah menyebut mereka di malail a’la. Dan Allah menurunkan beberapa ayat
yang bisa dibaca mengenai keadaan kalian (keluarga Abu Bakar Radhiyallahu
‘anhu).
Dengan
turunnya ayat ini, maka hilanglah mendung dan tersingkaplah kegelapan itu.
Lenyap sudah gunung kepedihan yang bertengger dalam kalbu Ummul Mukminin
‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, suaminya, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan bapaknya. Sebagaimana juga hilangnya kepedihan sang penuduh, yaitu
seorang shahabat yang jujur Shafwan bin Mu’atthil.
Kemudian
ayat selanjutnya mengajarkan kepada kaum mukminin, bagaimana menyikapi berita.
Allah
berfirman.
لَّوْلآ إِذْ
سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُوْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا
وَقَالُوا هَذَآ إِفْكٌ مُّبِينٌ
“Mengapa di
waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:”Ini
adalah suatu berita bohong yang nyata.” [An Nur : 12].
Wahai kaum
msulimin, inilah langkah pertama yang harus engkau lakukan, jika ada berita
buruk tentang saudaramu, yaitu berhusnuhan (berperasangka baik) kepada dirimu.
Jika engkau sudah husnuzhan kepada dirimu, maka selanjutnya kamu wajib
husnuzhan kepada saudaramu dan (meyakini) kebersihannya dari cela yang
disampaikan. Dan engkau katakan,
سُبْحَانَكَ هَذَا
بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
“Maha Suci
Engkau (Allah) , ini merupakan kedustaan yang besar”. [An Nur : 16].
Inilah yang
dilakukan oleh sebagian shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika
sampai berita kepada mereka tentang Ummul Mukminin.
Diceritakan
dari Abu Ayyub, bahwa istrinya berkata,“Wahai Abu Ayyub, tidakkah engkau dengar
apa yang dikatakan banyak orang tentang Aisyah?” Abu Ayyub menjawab,“Ya. Itu
adalah berita bohong. Apakah engkau melakukan perbuatan itu (zina), hai Ummu
Ayyub? Ummu Ayyub menjawab,“Tidak. Demi Allah, saya tidak melakukan perbuatan
itu.” Abu Ayyub berkata,“Demi Allah, A’isyah itu lebih baik dibanding kamu.”
Kemudian
Allah berfirman.
لَّوْلاَ
جَآءُوعَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَآءِ
فَأُوْلَئِكَ عِندَ اللهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Mengapa
mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita
bohong itu. Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka
itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta”. [An Nur : 13].
Inilah
langkah yang kedua, jika ada berita tentang saudaranya. Langkah pertama,
mencari dalil yang bersifat bathin, maksudnya berhusnuzhan kepada saudaranya.
Langkah kedua mencari bukti nyata.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti”. [Al Hujurat : 6].
Maksudnya
mintalah bukti kebenaran suatu berita dari si pembawa berita. Jika ia bisa
mendatangkan buktinya, maka terimalah. Jika ia tidak bisa membuktikan, maka
tolaklah berita itu di depannya; karena ia seorang pendusta. Dan cegahlah
masyarakat agar tidak menyampaikan berita bohong yang tidak ada dasarnya sama
sekali. Dengan demikian, berita itu akan mati dan terkubur di dalam dada
pembawanya ketika kehilangan orang-orang yang mau mengambil dan menerimanya.
Seperti
inilah Al Qur’an mendidik umatnya. Namun sangat disayangkan, banyak kaum
muslimin yang tidak konsisten dengan pendidikan ini. Sehingga jika ada seorang
munafik yang menyebarkan berita bohong, maka berita itu akan segera tersebar di
masyarakat dan diucapkan oleh banyak lidah, tanpa mengecek dan meniliti
kebenarannya. Dalam hal ini
Allah
berfirman.
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ
بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم ٌ
“(Ingatlah)
di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut”.[An Nur : 15].
Pada
dasarnya ucapan itu diterima dengan telinga, bukan dengan lisan. Akan tetapi
Allah ungkapkan tentang cepatnya berita itu tersebar di tengah masyarakat.
Seakan-akan kata-kata itu keluar dari mulut ke mulut tanpa melalui telinga,
dilanjutkan ke hati yang memikirkan apa yang didengar, selanjutnya memutuskan
boleh atau tidak berita itu disebar luaskan.
وَتَقُولُونَ
بِأَفْوَاهِكُم مَّالَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ
عِندَ اللهِ عَظِيمٌ
“Kamu
katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”.
[An Nur : 15].
Allah
mendidik kaum mukminin dengan adab ini. Mengajarkan kepada mereka cara
menghadapi berita serta cara memberantasnya, sehingga tidak tersebar di
masyarakat. Setelah itu Allah mengingatkan kaum mukminin, agar tidak
membicarakan sesuatu yang tidak mereka diketahui. Allah juga mengingatkan
mereka, agar tidak mengekor kepada para pendusta penebar berita bohong.
Allah berfirman.
يَعِظُكُمُ اللهُ أَن
تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Allah
memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu
selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman”. [An Nur : 17].
Kemudian
Allah menjelaskan, mengekor kepada para pendusta memiliki arti mengikuti
langkah-langkah syetan. Allah berfirman.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَوْلاَ
فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَازَكَى مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا
وَلَكِنَّ اللهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar”. [An Nur : 21].
Dalam ayat
selanjutnya Allah menerangkan, lisan dan semua anggota badan lainnya akan
memberikan kesaksian atas seorang hamba pada hari kiamat.
Allah
berfirman.
إِنَّ الَّذِينَ
يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا
وَاْلأَخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ . يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ
أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ .
يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ أَنَّ اللهَ هُوَ
الْحَقُّ الْمُبِينُ
“Sesungguhnya
orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman
(berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab
yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan
memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka,
bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut
hakikat yang sebenarnya)”. [An Nur 23-25].
Wahai para
penebar desas-desus! Wahai para pembuat kedustaan! Hai orang yang tidak senang
melihat orang mukmin saling mencintai sehingga dipisahkan! Hai orang yang tidak
suka melihat kaum mukmin aman! Hai para pencari aib orang yang baik! Tahanlah
lidahmu, karena sesungguhnya kamu akan diminta pertanggungjawaban kata-kata
yang engkau ucapkan.
Allah
berfirman.
مَّايَلْفِظُ مِن
قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang
selalu hadir”. [Qaf : 18].
Tahanlah
lidahmu! Jauhilah perbuatan bohong dan janganlah menebarkan desas-desus!
Janganlah menuduh kaum muslimin tanpa bukti, dan janganlah berburuk sangka
kepada mereka! Seakan-akan aku dengan engkau, wahai saudaraku, berada pada hari
kiamat; hari kerugian dan hari penyesalan. Sementara para seterumu merebutmu.
Yang ini mengatakan “engkau telah menzhalimiku”, yang lain mengatakan “engkau
telah menfitnahku”, yang lain lagi mengatakan, “engkau telah melecehkanku”,
yang lain mengatakan “engkau telah menggunjingku”. Sementara engkau tidak mampu
menghadapi mereka. Engkau mengharap kepada Rabb-mu agar menyelamatkanmu dari
mereka, namun tiba-tiba engkau mendengar.
الْيَوْمَ تُجْزَي
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لاَظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada hari
ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang
dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”. [Al Mukmin :
17].
Lalu
engkaupun menjadi yakin dengan neraka. Engkau ingat firman Allah.
وَلاَتَحْسَبَنَّ
اللهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ
تَشْخَصُ فِيهِ اْلأَبْصَارُ
“Dan
janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh
kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak”
[Ibrahim : 42].
Kita
berlindung kepada Allah dari kehinaan. Dan semoga Allah memberikan taufik dan
hidayahNya.
Penyunting: pcmb
[Diterjemahkan
dari majalah Al Ashalah, edisi 34 tahun ke VI]
[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun VII/1424H/2003. Diterbitkan Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo
Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Kamis, 08 November 2018
Kamis, 01 November 2018
TAPAK SUCI MUHAMMADIYAH
Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau
disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Tapak Suci termasuk
dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan
berkembangnya IPSI sebagai organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. Tapak Suci
berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Tapak Suci memiliki motto "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan
Akhlak saya menjadi lemah". Organisasi Tapak Suci berkiprah sebagai organisasi pencak
silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan Tapak Suci merupakan
pencetak kader dari Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah berkedudukan
di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibukota Negara
Tapak suci mempunyai ketua umum Muhammad
Afnan Hadikusumo, pbr
Lambang tapak suci sarat akan simbol dan makna, yaitu:
Bentuk bulat memiliki makna tekad bulat.
Warna dasar biru memiliki arti keagungan.
Warna tepi hitam memiliki arti kekal dan abadi
melambangkan sifat Allah SWT.
Gambar bunga mawar memiliki makna keharuman.
Warna merah memiliki arti keberanian.
Daun kelopak hijau memiliki makna kesempurnaan
Bunga melati putih memiliki arti kesucian.
Jumlah sebelas menyimbolkan rukun Islam dan rukun Iman.
Tangan kanan putih memiliki makna keutamaan.
Terbuka memiliki makna kejujuran.
Berjari rapat menyimbolkan keeratan.
Ibu jari tertekuk menyimbolkan kerendahan Hati.
Sinar matahari kuning memiliki makna Putera Muhammadiyah.
Keseluruhan
lambang tersimpul dengan nama Tapak Suci, yang mengandung arti:
Bertekad bulat mengagungkan asma Allah Subhanahuwata’ala,
kekal dan abadi.
Dengan keberanian menyerbakkan keharuman dengan sempurna.
Dengan Kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman.
Mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati.
Aliran Tapak Suci adalah keilmuan pencak
silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan
sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan
mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang
kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.
Perguruan Tapak Suci adalah perguruan yang merupakan
peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya,
yaitu: Kasegu, Seranoman (baca : Sironoman), dan Kauman, berlandaskan Al
Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang
berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur
dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan
negara.
Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari
KH. Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter
yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar
pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak
silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke
Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci,
menikah dengan puteri KH. Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok
Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji,
Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi
KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara
santri-santrinya antara lain Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin (adik kandung),
dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.
Tahun
1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di
Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik; A.Dimyati
dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak
berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini
mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.
KH.
Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran Pencak
Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren
Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar
KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan
menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal
dengan nama Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar
M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.
Tersebutlah
M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan
untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman
berletak di kauman sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid
yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar
Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus
dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib
dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata
khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.
Kelahiran
Tapak Suci
Atas
desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad untuk
mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman,
Seranoman dan Kesegu). Perguruan Tapak Suci berdiri pada tanggal 31 Juli 1963
di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.
Setelah
berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-daerah.
Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang berada
di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat
Muhammadiyah diketuai oleh KH Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima
menjadi organisasi otonom Muhammadiyah.
Nama perguruan menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.
Keluarga
I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu
disusul di Sumatera Selatan, Jakarta, dan Sumatra Barat. Kini Tapak Suci
telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir.
Pendekar
Besar Chusnan David Jurus harimau perguruan Tapak Suci diciptakan oleh pendekar
besar Chusnan David. Pada tahun 1992 sebagai amanah dari pendekar Besar Barie
Irsjad.
Pendekar
Besar Chusnan David lahir di Surabaya pada tahun 1945. Beliau sebelum masuk
menjadi anggota Tapak Suci. Beliau adalah anggota perguruan Silat Lembaga Seni
dan Budaya Indonesia pada tahun 1965, yang kini lebih dikenal menjadi perguruan
silat Perisai Putih. Pendekar Chusnan David juga pernah belajar di
Perguruan SH Terate. Namun dengan alasan akidah beliau tidak melanjutkan
bergabung dengan SH Terate. Selain belajar Silat Pendekar Silat Pendekar
Chusnan David juga pernah belajar Judo dan Jujitsu.
Pada
periode 1960-an Muhamaddiyah Surabaya membutuhkan Latihan Beladiri. Karena
kebutuhan akan ilmu bela diri sangatlah diperlukan dalam rangka menghadapi
teror-teror yang senantiasa dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI),
beserta antek-anteknya terhadap umat Islam. Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara dengan KOKAM-nya (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) yang
merupakan salah satu unsur dari sebuah generasi yang bertanggungjawab terhadap
tetap tegaknya agama Islam di bumi Indonesia, merasa terpanggil untuk berjuang
melawan teror-teror yang dilaksanakan secara keji oleh PKI dan antek-anteknya.
Salah
seorang yang mendapat kepercayaan untuk melatih Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara adalah Agus Tcik. Pembinaan dan latihan bela diri dilaksanakan pada akhir
tahun 1961, bertempat di Madrasah al Mufidah (Masjid Taqwa), Jl. Kampung Baru
Nur Anwar Gang I (sekarang Jl. Kalimas Udik), Surabaya. Sangatlah disayangkan
kemudian, karena latihan dan pembinaan yang baru berjalan seumur jagung
tersebut tidak dilanjutkan, karena Agus Tcik – sehubungan dengan tugasnya –
pindah ke Sulawesi. Namun demikian, Agus Tcik telah berhasil menanamkan
dasar-dasar bela diri kepada para anggota Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara.
Dengan pindahnya Agus Tcik, segala kegiatan bela diri dalam lingkungan Pemuda
Muhammadiyah Surabaya Utara menjadi sama sekali berhenti, yang tersisa adalah
semangat untuk tetap mempertahankan Agama Islam dan segala macam upaya untuk
melawan rongrongan yang senantiasa dilancarkan oleh PKI.
Pada
awal tahun 1963, Madrasah Al-Mufidah mendapatkan seorang ustadz alumni dari
Muallimin Yogyakarta – yang juga merupakan seorang pelatih bela diri – nama
beliau adalah M. Yazid. Melihat kenyataan bahwa kegiatan Pemuda Muhammadiyah
Surabaya Utara yang sedang lesu, padahal semangat Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara untuk berlatih bela diri sangat besar, maka dengan dasar berupa naluri
bela diri yang didukung oleh wawasan berorganisasi yang cukup luas, beliau
merasa terpanggil untuk menggalang kembali latihan bela diri dalam sebuah wadah
organisasi. Atas dukungan ikhlas dari K.H. Ainur Rofiq Mansyur, maka
dibentuklah sebuah Organisasi Bela Diri Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara
dengan nama: TUNAS MELATI.
Pada
awal tahun 1966, Pemuda Muhammadiyah Surabaya menyelenggarakan Pekan Olah Raga
dan Seni (PORSENI). Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah Pencak
Silat. Dalam memakmurkan cabang olahraga ini, ternyata Pemuda Muhammadiyah
Surabaya Utara tidak mempunyai atlet/pesilat yang bisa diandalkan untuk meraih
juara. Atas usul dari salah seorang aktivis Tunas Melati yang juga merupakan
paman dari PendekarChusnan David, perwakilan dari Pemuda Muhammadiyah
Surabaya Utara dalam cabang Pencak Silat akhirnya dipercayakan
kepada Seorang Pemuda bernama Chusnan David yang saat itu masih
berusia 19 tahun. Kepercayaan tersebut dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab,Chusnan David memilih sendiri partner Silatnya. Dari beberapa calon
pesilat diuji fisik, kecepatan, serta ketrampilan pencak silatnya. Namun banyak
yang gugur tidak memenuhi kualifikasinya. Ditengah hampir keputusasaannya
akhirnya muncul pemuda bernama Alimun ( pesilat dari pencak Tradisional jawa).
Alimun diuji dan lulus memenuhi kualifikasi menjadi partner Silat Chusnan
David.
Dalam
ajang PORSENI pasangan Chusnan David dan Alimun berhasil meraih
predikat sebagai Juara I untuk semua jenis kategori lomba Pencak Silat,
“Kembangan Tangan Kosong dan bersenjata”, juga Juara I berpasangan dengan
Alimun untuk jenis “Berpasangan Tangan Kosong”.
Karena Kesibukan M.
Yazid telah memaksa beliau untuk mengundurkan diri sebagai pelatih
Tunas Melati. Sehingga sangat disayangkan upaya-upaya yang telah dirintis oleh
M. Yazid untuk membentuk sebuah organisasi yang lebih berkembang, ternyata
tidak bisa diikuti oleh beliau.
Pada
pertengahan tahun 1966 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di
Surabaya menunjukChusnan David menjadi pelatih Beladiri untuk Pemuda
Muhammadiyah menggantikan M. Yazid. Hati Chusnan David merasa
trenyuh dan tergugah saat itu karena merasa dihormati oleh Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah. Tidak pernah terfikir sebelumnya bagaimana pantas beliau hanya
seorang pemuda melatih beladiri orang orang yang lebih tua dan berat badannya
juga lebih berat dari beliau. Namun atas niatan yang kuat dan atas Rahmat Allah
pelatihan beladiri Tunas Melati saat itu berjalan lancar dan berkembang dalam
masyarakat dan Pemuda Muhammadiyah. Dan orientasi latihan beladiri saat itu
adalah murni untuk pertahanan diri melawan PKI. Yang mana saat itu banyak
sekali pembunuhan terhadap umat Islam oleh PKI.
Pada
pertengahan tahun 1966, Tapak Suci Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan
Pagelaran Pencak Silat bertempat di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jl.
Bubutan, Surabaya. Rupanya pagelaran tersebut telah menggugah para aktivis Tunas
Melati untuk berubah menjadi Tapak Suci. Berbekal dari keberhasilan pada
PORSENI Pemuda Muhammadiyah, serta didorong oleh semangat kuat untuk mendirikan
sebuah organisasi bela diri yang bersifat metodis dan dinamis, maka pengurus
dan anggota Tunas Melati telah bertekad bulat untuk mendirikan Tapak Suci di
Surabaya.
Persiapan
dalam rangka terbentuknya Tapak Suci Surabaya kemudian diselenggarakan dengan
penuh rasa tanggung jawab, serta tidak jarang disertai dengan adanya rapat yang
dibayangi oleh todongan senjata api dari oknum-oknum pada saat itu yang
merupakan antek PKI.
Untuk
keseragaman keilmuan Tapak Suci dalam mewujudkan hal
ini, Pendekar Chusnan David tidak segan-segan setiap hari Sabtu
hingga Ahad datang secara langsung untuk berlatih ke pusat Perguruan Tapak Suci
di Yogyakarta, tidak jarang latihan tersebut berlangsung ba’da jama’ah Isya’
hingga menjelang jama’ah Shubuh.
Hingga
pada akhirnya beliau diberikan amanat oleh Pendekar Besar Barie Irsjad untuk
melengkapi kurikulum keilmuan di Tapak Suci. Pendekar Chusnan David menciptakan
Jurus Harimau. Dalam kurun waktu 1 - 2 bulan Jurus Harimau 1 dan 2 tersusun.
Jurus Harimau karya dari Pendekar Chusnan David bersifat agresif dan
mematikan. Tidak memberikan kesempatan lawan untuk menyerang kembali. Gerakan Jurus
Harimau banyak diadopsi dari gerakan Judo dan Jujitsu sehingga Jurus
Harimau tersaji dengan kombinasi yang menarik antara Ilmu Silat, Judo dan
Jujitsu di dalamnya.
Menurut
pendekar Chusnan David, manusia berlatih ilmu beladiri bertujuan untuk mencapai
ketajaman reflex action dan reflex automatic action dalam mempertahankan
diri. Karena pada dasarnya manusia sudah memiliki insting (naluri) dan intuisi
membeladiri sejak lahir ketika manusia mendapatkan suatu ancaman. Manusia
memiliki 4 “in” yang harus dipahami ; Inisiatif, intuisi,
insting, inspirasi. Ukuran kemampuan beladiri seseorang tidak bisa diukur
dari berapa lamanya latihan. Tapi yang menjadi ukuran adalah seberapa intensif
seseorang itu berlatih.
Pesan
dari pendekar Chusnan David. “Berlatihlah untuk mencari ilmu dan
beramalah dengan ikhlas tidak untuk mencari jabatan. Karena Semakin tinggi
ilmu yang kita miliki akan menjadikan kita merasa semakin tidak banyak
ilmu yang kita ketahui.... Gelar Pendekar tidak perlu dikejar
karena gelar pendekar adalah anugrah. Sejatinya pendekar adalah orang yang
telah berjasa pada masyarakat".
Terdapat tiga kategori tingkatan, yaitu siswa, kader, dan
pendekar.
Siswa
- Siswa Dasar ( Sabuk Kuning)
- Siswa Satu ( Sabuk Kuning Melati Satu)
- Siswa Dua ( Sabuk Kuning Melati Dua)
- Siswa Tiga ( Sabuk Kuning Melati Tiga)
- Siswa Empat ( Sabu Kuning Melati Empat)
Kader
- Kader dasar (Biru Polos)
- Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
- Kader Madya (Biru Melati Merah Dua)
- Kader Kepala (Biru Melati Merah Tiga)
- Kader Utama (Biru Melati Merah Empat)
Pendekar
- Pendekar Muda (Hitam Melati Merah Satu)
- Pendekar Madya (Hitam Melati Merah Dua)
- Pendekar Kepala (Hitam Melatih Merah Tiga)
- Pendekar Utama (Hitam Melati Merah Empat)
- Pendekar Besar (Hitam Melati Merah Lima)
Jurus
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada
awalnya diberi nama dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI
dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama
flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah
yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini mengandung arti
bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan,
yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi
pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
Terdapat
8 (delapan) jurus khas di dalam Tapak Suci, yaitu:
- Jurus Mawar
- Jurus Katak
- Jurus Naga
- Jurus Ikan
- Jurus Lembu
- Jurus Rajawali
- Jurus Merpati
- Jurus Harimau
Kedelapan
Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata, baik
untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap
Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus.
Serangan Tangan
- Katak Melempar Tubuh
- Naga Terbang
- Rajawali Mengibas Sayap
- Tandukan Lembu Jantan
- Pagutan Merpati
- Merpati Mengibas Sayap
- Merpati Mengibas Ekor
Serangan Kaki
- Ikan Menjulang ke Angkasa
- Ikan Menggoyang Sirip
- Harimau Membuka Jalan
- Harimau Menutup Jalan
- Benturan Harimau
- Kibasan Harimau
Serangan Jatuhan
- Terkaman Harimau
- Guntingan
- Bantingan kedalam
- Bantingan keluar
Tangkisan
- Bungan Mawar Mekar
- Bunga Mawar Layu
- Naga Terbang
- Katak Melempar Tubuh
- Rajawali Mengibas Sayap
- Merpati Mengibas Sayap
- Merpati Mengibas Ekor
- Ikan Menerjang Sarang
- Benturan Harimau
- Kibasan Harimau
Pola Langkah
- Langkah Paku-Paku
- Langkah Segi Tiga
- Langkah Segi Empat
Senjata
Senjata khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna)[1], yang diciptakan oleh Pendekar M. Barie
Irsjad, berlafaz "Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni
budaya bangsa yang luhur, Tapak Suci merupakan perguruan pencak silat yang juga
melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini
dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota Tapak Suci di
pusat maupun di daerah.
Karya Tulis
Dalam setiap evaluasi akhir anggota berupa Ujian Kenaikan
Tingkat, Tapak Suci menerapkan aturan tentang Karya Tulis. Ini berlaku mulai
dari tingkat Kader sampai dengan Pendekar. Karya Tulis menjadi syarat yang
wajib dipenuhi oleh anggota yang akan menempuh evaluasi akhir tiap tingkat.
Tradisi karya tulis ini sendiri sudah dimulai sejak Tapak Suci berdiri pada
tahun 1963, dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Dengan Karya Tulis ini
Tapak Suci mendorong para kadernya untuk menggali dan menampilkan seni beladiri
sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang rasional, dan ilmiah. Selain bentuk karya
tulis, para anggota juga dituntut memiliki Karya Nyata. Dari ilmu pengetahuan
dihasilkanlah keterampilan. Dari keterampilan itu diwujudkanlah seni. Dengan
seni itulah, diharapkan orang menjadi terampil dalam beramal.
Seni Beladiri
Digariskan oleh para pendahulu Tapak Suci bahwa corak khas
Tapak Suci adalah sama kuat antara beladiri dan seni. Tapak Suci menampilkan
bobot beladiri dalam sebuah bentuk seni pencak silat. Selain itu sebagai
pelestari budaya bangsa, Tapak Suci mendorong anggotanya untuk melestarikan
seni dan budaya nasional yang berjiwa luhur, jauh dari syirik dan menyesatkan
yang akan menodai ajaran luhur itu sendiri.
Referensi
^ http://tapaksuci.id/pernyataan-sikap-pimpinan-pusat-tapak-suci-putera-muhammadiyah/ diakses
18 Oktober 2018
Langganan:
Postingan (Atom)