بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ
SELAMAT DATANG DI BLOG MUHAMMADIYAH CABANG BENGKONG, KOTA BATAM - TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Pilih Menu

Kamis, 29 November 2018

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA SUNANTO, S.H.I. DAN DZULFIKAR A. TAWALLA





Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII, telah meghasilkan Ketua Umum Baru periode 2018 sampai 2022 dari proses pemilihan ketua umum dan formatur Periode 2018-2022, pada Rabu (28/11) berlokasikan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Bp SUNANTO Terpilih Menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022




Selasa, 27 November 2018

MUKTAMAR XVII PEMUDA MUHAMMADIYAH KE XVII DI JOGJA


MUKTAMAR XVII PEMUDA MUHAMMADIYAH KE XVII DI JOGJA


Kontentasi antar-kandidat Ketua Umum dalam Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berlangsung pada (25-28/11) memasuki babak baru.
Sebagaimana diketahui, dalam perhelatan demokrasi organisasi yang dinahkodai Dahnil Anzar Simanjuntak itu mencuat 6 orang kandidat ketua umum yang akan mengemban amanah untuk periode 2018-2022. Keenam kandidat tersebut adalah Ahmad Fanani, Ahmad Labib, Ahmad Sukron, Faisal, Fajar Andi, dan Sunanto.
Dari berbagai informasi yang berhasil dihimpun oleh KLIKMU.CO dari arena Muktamar, di antara 6 calon ketua umum yang disahkan melalui Sidang Tanwir Pra-Muktamar mulai mengerucut dua nama.
“Persaingan antar-kandidat mulai mengerucut dua nama, yakni Ahmad Fanani dan Sunanto. Keduanya dapat simpati cukup baik dari pemilih. Yang lainnya, dukungan pemilih tidak terlalu masif,” ujar salah satu pengurus PWPM yang enggan disebutkan namanya.
Menurut salah seorang Tim Pemenangan Ahmad Fanani, pihaknya telah mampu mengakomodir dukungan dari 17 Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) dari total 34 PWPM yang hadir.
“Alhamdulillah, arus dukungan perjuangan kami semakin kuat dan besar. Ini bak bola salju yang terus menggelinding dan membesar,” ungkapnya di depan Sportorium, Selasa (27/11) siang.
Representasi dukungan dari berbagai Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) yang hadir menurut sumber informasi KLIKMU.CO juga makin kuat.
“Beberapa Wilayah (PWPM, red.) yang secara formal tidak mendukung kami pun, suara PDPM-nya banyak yang masuk. Insyaallah ini modalitas yang baik,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, nama Ahmad Fanani belakangan ini marak diberitakan di berbagai media lantaran dikaitkan dalam penyalahgunaan dana bantuan Kemenpora RI pada acara Kemah Kebangsaan Pemuda Islam di Candi Prambanan tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, tim pemenangan Ahmad Fanani menyatakan bahwa kasus itu lebih mengarah pada upaya demoralisasi dan depolitisasi yang bersangkutan sebagai salah satu kandidat Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
“Insyaallah isu itu tidak benar dan segera selesai. Isu seperti ini menihilkan moral demokrasi Muktamar. Kami mengimbau semua pihak, khususnya para kandidat bermain secara cantik dan fairplay,” pungkasnya. (Ferry)

Sumber: http://klikmu.co/muktamar-pemuda-muhammadiyah-xvii-kandidat-kuat-mengerucut-dua-nama/


Senin, 12 November 2018

Mars Muhammadiyah


Mars Muhammadiyah



Sang Surya Telah Bersinar
Shahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati

Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusik Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan

Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona

Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

Lagu : Mursjid
Syair : M. Diponegoro

Ayo lah… ayo… ayo….
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
PCM BENGKONG
Sejarah umat telah menuntut bukti
Ingatlah… ingat… ingat…
Niat telah diikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Susila cakap takwa kepada Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti
Immawan.. dan Immawati…
Umat teladan, putra harapan
Penyambung hidup generasi
Umat Islam, seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur

DOWNLOAD: LAGU MARS IMM.MP3


SANG SURYA EDISI 1 ABAD

BERITA HOAX DAN BAHAYANYA




Pada masa kehidupan sehari-hari di zaman ini, sangat banyak berita yang kita terima dari berbagai media sosial, cetak dan eletronik, dan media social lainnya, yang isinya banyak kita mendengar berita desas-desus dan berita yang tidak jelas asal-usulnya. Kadang dari suatu peristiwa kecil, tetapi dalam pemberitaannya, peristiwa itu begitu besar atau sebaliknya.
Berita itu tergolong 3 kategori
  1. Berita Besar
  2. Berita Sedang
  3. Berita Kecil
Diantaranya:
  • Berita Fitnah
  • Berita Aqidah, dan
  • Berita yang lainnya
terkadang Berita itu menyangkut kehormatan seorang muslim. Bahkan tidak jarang, sebuah berita membuat retak rumah tangga, Organisasi, dll. hanya karena sebuah berita yang belum tentu benar. Bagaimanakah sikap kita terhadap berita yang bersumber dari orang yang belum kita ketahui kejujurannya?

Oleh
DR Abdul Azhim Al Badawi

Dalam naskah berikut ini, penulis menjelaskan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap berita-berita yang belum jelas kebenarannya itu.

Allah berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].

Dalam ayat ini, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman berjalan mengikut desas-desus. Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita yang dicuplikkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. (Ingatlah, pent.), musuh-musuh kalian senantiasa mencari kesempatan untuk menguasai kalian. Maka wajib atas kalian untuk selalu waspada, hingga kalian bisa mengetahui orang yang hendak menebarkan berita yang tidak benar.

Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”
Maksudnya, janganlah kalian menerima (begitu saja) berita dari orang fasik, sampai kalian mengadakan pemeriksaan, penelitian dan mendapatkan bukti kebenaran berita itu.
(Dalam ayat ini) Allah memberitahukan, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya (jika berbicara) dia dusta, akan tetapi kadang ia juga benar. Karenanya, berita yang disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak, maka ditolak.
Kemudian Allah menyebutkan illat (sebab) perintah untuk meneliti dan larangan untuk mengikuti berita-berita tersebut.

Allah berfirman.

أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ

“Agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya”. Kemudian nampak bagi kamu kesalahanmu dan kebersihan mereka.

فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al Hujurat : 6]

Terutama jika berita tersebut bisa menyebabkan punggungmu terkena cambuk. Misalnya, jika masalah yang kalian bicarakan bisa mengkibatkan hukum had, seperti qadzaf (menuduh) dan yang sejenisnya.
Sungguh, betapa semua kaum muslimin memerlukan ayat ini, untuk mereka baca, renungi, lalu beradab dengan adab yang ada padanya. Betapa banyak fitnah yang terjadi akibat berita bohong yang disebarkan orang fasiq yang jahat! Betapa banyak darah yang tertumpah, jiwa yang terbunuh, harta yang terampas, kehormatan yang terkoyakkan, akibat berita yang tidak benar!Berita yang dibuat oleh para musuh Islam dan musuh umat ini. Dengan berita itu, mereka hendak menghancurkan persatuan umat ini, mencabik-cabiknya dan mengobarkan api permusuhan diantara umat Islam.
Betapa banyak dua saudara berpisah disebabkan berita bohong! Betapa banyak suami-istri berpisah karena berita yang tidak benar! Betapa banyak kabilah-kabilah, dan kelompok-kelompok saling memerangi, karena terpicu berita bohong!
Allah Azza wa Jalla Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui, telah meletakkan satu kaidah bagi umat ini untuk memelihara mereka dari perpecahan, dan membentengi mereka dari pertikaian, juga untuk memelihara mereka dari api fitnah.
Akan tetapi sangat disayangkan, tidak ada satu pun masyarakat muslim yang bebas dari orang-orang munafiq yang memendam kedengkian. Mereka tidak senang melihat kaum muslimin menjadi masyarakat yang bersatu dan bersaudara, dimana orang yang paling rendah diantara mereka dijamin bisa berusaha dengan aman, dan apabila orang akar rumput itu mengeluh, maka orang yang di tampuk kepemimpinan juga akan mengeluh.
Wajib atas kaum muslimin untuk waspada dan mewaspadai musuh-musuh mereka. Dan hendaklah kaum muslimin mengetahui, bahwa para musuh mereka tidak pernah tidur (tidak pernah berhenti) membuat rencana dan tipu daya terhadap kaum muslimin. Maka wajiblah atas mereka untuk senantiasa waspada, sehingga bisa mengetahui sumber kebencian, dan bagaimana rasa saling bermusuhan dikobarkan oleh para musuh.
Sesungguhnya keberadaan orang-orang munafiq di tengah kaum muslimin dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar. Akan tetapi yang lebih berbahaya, ialah keberadaan orang-orang mukmin berhati baik yang selalu menerima berita yang dibawakan orang-orang munafiq. Mereka membuka telinga lebar-lebar mendengarkan semua ucapan orang munafiq, lalu mereka berkata dan bertindak sesuai berita itu. Mereka tidak peduli dengan bencana yang ditimpakan kepada kaum muslimin akibat mengekor orang munafiq.
Al Qur’an telah mencatatkan buat kita satu bencana yang pernah menimpa kaum muslimin, akibat dari sebagian kaum muslimin yang mengekor kepada orang-orang munafiq yang dengki, sehingga bisa mengambil pelajaran dari pengalaman orang-orang sebelum kita.
Kalau kalian mau, bacalah Surat An Nur dan renungilah ayat-ayat penuh barakah yang Allah ucapkan tentang kebersihan Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dari tuduhan kaum munafiq. Kemudian sebagian kaum muslimin yang jujur ikut-ikutan menuduh tanpa meneliti bukti-buktinya.

Allah berfirman.

إِنَّ الَّذِينَ جَآءُوا بِاْلإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ لاَتَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُم مَّااكْتَسَبَ مِنَ اْلإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa ifki adalah dari golongan kamu juga.Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu.Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya, dan barangsiapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar”. [An Nur : 11].

Ini maksudnya adalah berita bohong. Dan ini merupakan kebohongan yang paling jelek.

لاَتَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ

“Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu”. [An Nur : 11].

Tidak semua perkara-perkara itu bisa dinilai hanya dengan zhahirnya saja. Karena terkadang kebaikan atau nikmat itu datang dalam satu bentuk yang kelihatannya menyusahkan. Diantara kebaikan (yang dijanjikan Allah buat keluarga Abu Bakar), ialah Allah menyebut mereka di malail a’la. Dan Allah menurunkan beberapa ayat yang bisa dibaca mengenai keadaan kalian (keluarga Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu).
Dengan turunnya ayat ini, maka hilanglah mendung dan tersingkaplah kegelapan itu. Lenyap sudah gunung kepedihan yang bertengger dalam kalbu Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, suaminya, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bapaknya. Sebagaimana juga hilangnya kepedihan sang penuduh, yaitu seorang shahabat yang jujur Shafwan bin Mu’atthil.
Kemudian ayat selanjutnya mengajarkan kepada kaum mukminin, bagaimana menyikapi berita.

Allah berfirman.

لَّوْلآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُوْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَآ إِفْكٌ مُّبِينٌ

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:”Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” [An Nur : 12].
Wahai kaum msulimin, inilah langkah pertama yang harus engkau lakukan, jika ada berita buruk tentang saudaramu, yaitu berhusnuhan (berperasangka baik) kepada dirimu. Jika engkau sudah husnuzhan kepada dirimu, maka selanjutnya kamu wajib husnuzhan kepada saudaramu dan (meyakini) kebersihannya dari cela yang disampaikan. Dan engkau katakan,

سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ

“Maha Suci Engkau (Allah) , ini merupakan kedustaan yang besar”. [An Nur : 16].
Inilah yang dilakukan oleh sebagian shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika sampai berita kepada mereka tentang Ummul Mukminin.
Diceritakan dari Abu Ayyub, bahwa istrinya berkata,“Wahai Abu Ayyub, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan banyak orang tentang Aisyah?” Abu Ayyub menjawab,“Ya. Itu adalah berita bohong. Apakah engkau melakukan perbuatan itu (zina), hai Ummu Ayyub? Ummu Ayyub menjawab,“Tidak. Demi Allah, saya tidak melakukan perbuatan itu.” Abu Ayyub berkata,“Demi Allah, A’isyah itu lebih baik dibanding kamu.”
Kemudian Allah berfirman.

لَّوْلاَ جَآءُوعَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَآءِ فَأُوْلَئِكَ عِندَ اللهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu. Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta”. [An Nur : 13].
Inilah langkah yang kedua, jika ada berita tentang saudaranya. Langkah pertama, mencari dalil yang bersifat bathin, maksudnya berhusnuzhan kepada saudaranya. Langkah kedua mencari bukti nyata.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”. [Al Hujurat : 6].
Maksudnya mintalah bukti kebenaran suatu berita dari si pembawa berita. Jika ia bisa mendatangkan buktinya, maka terimalah. Jika ia tidak bisa membuktikan, maka tolaklah berita itu di depannya; karena ia seorang pendusta. Dan cegahlah masyarakat agar tidak menyampaikan berita bohong yang tidak ada dasarnya sama sekali. Dengan demikian, berita itu akan mati dan terkubur di dalam dada pembawanya ketika kehilangan orang-orang yang mau mengambil dan menerimanya.
Seperti inilah Al Qur’an mendidik umatnya. Namun sangat disayangkan, banyak kaum muslimin yang tidak konsisten dengan pendidikan ini. Sehingga jika ada seorang munafik yang menyebarkan berita bohong, maka berita itu akan segera tersebar di masyarakat dan diucapkan oleh banyak lidah, tanpa mengecek dan meniliti kebenarannya. Dalam hal ini

Allah berfirman.

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم ٌ

“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut”.[An Nur : 15].
Pada dasarnya ucapan itu diterima dengan telinga, bukan dengan lisan. Akan tetapi Allah ungkapkan tentang cepatnya berita itu tersebar di tengah masyarakat. Seakan-akan kata-kata itu keluar dari mulut ke mulut tanpa melalui telinga, dilanjutkan ke hati yang memikirkan apa yang didengar, selanjutnya memutuskan boleh atau tidak berita itu disebar luaskan.

وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّالَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللهِ عَظِيمٌ

“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”. [An Nur : 15].
Allah mendidik kaum mukminin dengan adab ini. Mengajarkan kepada mereka cara menghadapi berita serta cara memberantasnya, sehingga tidak tersebar di masyarakat. Setelah itu Allah mengingatkan kaum mukminin, agar tidak membicarakan sesuatu yang tidak mereka diketahui. Allah juga mengingatkan mereka, agar tidak mengekor kepada para pendusta penebar berita bohong.

Allah berfirman.
يَعِظُكُمُ اللهُ أَن تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman”. [An Nur : 17].

Kemudian Allah menjelaskan, mengekor kepada para pendusta memiliki arti mengikuti langkah-langkah syetan. Allah berfirman.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَازَكَى مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمُُ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar”. [An Nur : 21].
Dalam ayat selanjutnya Allah menerangkan, lisan dan semua anggota badan lainnya akan memberikan kesaksian atas seorang hamba pada hari kiamat.

Allah berfirman.

إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ . يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ أَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)”. [An Nur 23-25].

Wahai para penebar desas-desus! Wahai para pembuat kedustaan! Hai orang yang tidak senang melihat orang mukmin saling mencintai sehingga dipisahkan! Hai orang yang tidak suka melihat kaum mukmin aman! Hai para pencari aib orang yang baik! Tahanlah lidahmu, karena sesungguhnya kamu akan diminta pertanggungjawaban kata-kata yang engkau ucapkan.

Allah berfirman.

مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. [Qaf : 18].

Tahanlah lidahmu! Jauhilah perbuatan bohong dan janganlah menebarkan desas-desus! Janganlah menuduh kaum muslimin tanpa bukti, dan janganlah berburuk sangka kepada mereka! Seakan-akan aku dengan engkau, wahai saudaraku, berada pada hari kiamat; hari kerugian dan hari penyesalan. Sementara para seterumu merebutmu. Yang ini mengatakan “engkau telah menzhalimiku”, yang lain mengatakan “engkau telah menfitnahku”, yang lain lagi mengatakan, “engkau telah melecehkanku”, yang lain mengatakan “engkau telah menggunjingku”. Sementara engkau tidak mampu menghadapi mereka. Engkau mengharap kepada Rabb-mu agar menyelamatkanmu dari mereka, namun tiba-tiba engkau mendengar.

الْيَوْمَ تُجْزَي كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لاَظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”. [Al Mukmin : 17].

Lalu engkaupun menjadi yakin dengan neraka. Engkau ingat firman Allah.

وَلاَتَحْسَبَنَّ اللهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ اْلأَبْصَارُ

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” [Ibrahim : 42].
Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan. Dan semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya.



Penyunting: pcmb


[Diterjemahkan dari majalah Al Ashalah, edisi 34 tahun ke VI]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun VII/1424H/2003. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]


Kamis, 01 November 2018

TAPAK SUCI MUHAMMADIYAH



Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Tapak Suci memiliki motto "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah". Organisasi Tapak Suci berkiprah sebagai organisasi pencak silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan Tapak Suci merupakan pencetak kader dari Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah berkedudukan di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibukota Negara
Tapak suci mempunyai ketua umum Muhammad Afnan Hadikusumo, pbr

Lambang tapak suci sarat akan simbol dan makna, yaitu:
Bentuk bulat memiliki makna tekad bulat.
Warna dasar biru memiliki arti keagungan.
Warna tepi hitam memiliki arti kekal dan abadi melambangkan sifat Allah SWT.
Gambar bunga mawar memiliki makna keharuman.
Warna merah memiliki arti keberanian.
Daun kelopak hijau memiliki makna kesempurnaan
Bunga melati putih memiliki arti kesucian.
Jumlah sebelas menyimbolkan rukun Islam dan rukun Iman.
Tangan kanan putih memiliki makna keutamaan.
Terbuka memiliki makna kejujuran.
Berjari rapat menyimbolkan keeratan.
Ibu jari tertekuk menyimbolkan kerendahan Hati.
Sinar matahari kuning memiliki makna Putera Muhammadiyah.
Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama Tapak Suci, yang mengandung arti:
Bertekad bulat mengagungkan asma Allah Subhanahuwata’ala, kekal dan abadi.
Dengan keberanian menyerbakkan keharuman dengan sempurna.
Dengan Kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman.
Mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati.

Aliran Tapak Suci adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.

Perguruan Tapak Suci adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman (baca : Sironoman), dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.

Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH. Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri KH. Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin (adik kandung), dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.

Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal dengan nama Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.

Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman berletak di kauman sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.
Kelahiran Tapak Suci
Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad untuk mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kesegu). Perguruan Tapak Suci berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.
Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang berada di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai oleh KH Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.
Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatera SelatanJakarta, dan Sumatra Barat. Kini Tapak Suci telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir.


Pendekar Besar Chusnan David Jurus harimau perguruan Tapak Suci diciptakan oleh pendekar besar Chusnan David. Pada tahun 1992 sebagai amanah dari pendekar Besar Barie Irsjad. 
Pendekar Besar Chusnan David lahir di Surabaya pada tahun 1945. Beliau sebelum masuk menjadi anggota Tapak Suci. Beliau adalah anggota perguruan Silat Lembaga Seni dan Budaya Indonesia pada tahun 1965, yang kini lebih dikenal menjadi perguruan silat Perisai Putih. Pendekar Chusnan David juga pernah belajar di Perguruan SH Terate. Namun dengan alasan akidah beliau tidak melanjutkan bergabung dengan SH Terate. Selain belajar Silat Pendekar Silat Pendekar Chusnan David juga pernah belajar Judo dan Jujitsu.
Pada periode 1960-an Muhamaddiyah Surabaya membutuhkan Latihan Beladiri. Karena kebutuhan akan ilmu bela diri sangatlah diperlukan dalam rangka menghadapi teror-teror yang senantiasa dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), beserta antek-anteknya terhadap umat Islam. Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara dengan KOKAM-nya (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) yang merupakan salah satu unsur dari sebuah generasi yang bertanggungjawab terhadap tetap tegaknya agama Islam di bumi Indonesia, merasa terpanggil untuk berjuang melawan teror-teror yang dilaksanakan secara keji oleh PKI dan antek-anteknya.

Salah seorang yang mendapat kepercayaan untuk melatih Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara adalah Agus Tcik. Pembinaan dan latihan bela diri dilaksanakan pada akhir tahun 1961, bertempat di Madrasah al Mufidah (Masjid Taqwa), Jl. Kampung Baru Nur Anwar Gang I (sekarang Jl. Kalimas Udik), Surabaya. Sangatlah disayangkan kemudian, karena latihan dan pembinaan yang baru berjalan seumur jagung tersebut tidak dilanjutkan, karena Agus Tcik – sehubungan dengan tugasnya – pindah ke Sulawesi. Namun demikian, Agus Tcik telah berhasil menanamkan dasar-dasar bela diri kepada para anggota Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara. Dengan pindahnya Agus Tcik, segala kegiatan bela diri dalam lingkungan Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara menjadi sama sekali berhenti, yang tersisa adalah semangat untuk tetap mempertahankan Agama Islam dan segala macam upaya untuk melawan rongrongan yang senantiasa dilancarkan oleh PKI.

Pada awal tahun 1963, Madrasah Al-Mufidah mendapatkan seorang ustadz alumni dari Muallimin Yogyakarta – yang juga merupakan seorang pelatih bela diri – nama beliau adalah M. Yazid. Melihat kenyataan bahwa kegiatan Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara yang sedang lesu, padahal semangat Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara untuk berlatih bela diri sangat besar, maka dengan dasar berupa naluri bela diri yang didukung oleh wawasan berorganisasi yang cukup luas, beliau merasa terpanggil untuk menggalang kembali latihan bela diri dalam sebuah wadah organisasi. Atas dukungan ikhlas dari K.H. Ainur Rofiq Mansyur, maka dibentuklah sebuah Organisasi Bela Diri Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara dengan nama: TUNAS MELATI.

Pada awal tahun 1966, Pemuda Muhammadiyah Surabaya menyelenggarakan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI). Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah Pencak Silat. Dalam memakmurkan cabang olahraga ini, ternyata Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara tidak mempunyai atlet/pesilat yang bisa diandalkan untuk meraih juara. Atas usul dari salah seorang aktivis Tunas Melati yang juga merupakan paman dari PendekarChusnan David, perwakilan dari Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara dalam cabang Pencak Silat akhirnya dipercayakan kepada Seorang Pemuda bernama Chusnan David yang saat itu masih berusia 19 tahun. Kepercayaan tersebut dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,Chusnan David memilih sendiri partner Silatnya. Dari beberapa calon pesilat diuji fisik, kecepatan, serta ketrampilan pencak silatnya. Namun banyak yang gugur tidak memenuhi kualifikasinya.  Ditengah hampir keputusasaannya akhirnya muncul pemuda bernama Alimun ( pesilat dari pencak Tradisional jawa). Alimun diuji dan lulus memenuhi kualifikasi menjadi partner Silat Chusnan David.

Dalam ajang PORSENI pasangan Chusnan David dan Alimun berhasil meraih predikat sebagai Juara I untuk semua jenis kategori lomba Pencak Silat, “Kembangan Tangan Kosong dan bersenjata”, juga Juara I berpasangan dengan Alimun  untuk jenis “Berpasangan Tangan Kosong”.
Karena Kesibukan M. Yazid  telah memaksa beliau untuk mengundurkan diri sebagai pelatih Tunas Melati. Sehingga sangat disayangkan upaya-upaya yang telah dirintis oleh M. Yazid untuk membentuk sebuah organisasi yang lebih berkembang, ternyata tidak bisa diikuti oleh beliau. 

Pada pertengahan tahun 1966 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya menunjukChusnan David menjadi pelatih Beladiri untuk Pemuda Muhammadiyah menggantikan M. Yazid. Hati Chusnan David merasa trenyuh dan tergugah saat itu karena merasa dihormati oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. Tidak pernah terfikir sebelumnya bagaimana pantas beliau hanya seorang pemuda melatih beladiri orang orang yang lebih tua dan berat badannya juga lebih berat dari beliau. Namun atas niatan yang kuat dan atas Rahmat Allah pelatihan beladiri Tunas Melati saat itu berjalan lancar dan berkembang dalam masyarakat dan Pemuda Muhammadiyah. Dan orientasi latihan beladiri saat itu adalah murni untuk pertahanan diri melawan PKI. Yang mana saat itu banyak sekali pembunuhan terhadap umat Islam oleh PKI.

Pada pertengahan tahun 1966, Tapak Suci Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Pagelaran Pencak Silat bertempat di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jl. Bubutan, Surabaya. Rupanya pagelaran tersebut telah menggugah para aktivis Tunas Melati untuk berubah menjadi Tapak Suci. Berbekal dari keberhasilan pada PORSENI Pemuda Muhammadiyah, serta didorong oleh semangat kuat untuk mendirikan sebuah organisasi bela diri yang bersifat metodis dan dinamis, maka pengurus dan anggota Tunas Melati telah bertekad bulat untuk mendirikan Tapak Suci di Surabaya.
Persiapan dalam rangka terbentuknya Tapak Suci Surabaya kemudian diselenggarakan dengan penuh rasa tanggung jawab, serta tidak jarang disertai dengan adanya rapat yang dibayangi oleh todongan senjata api dari oknum-oknum pada saat itu yang merupakan antek PKI.

Untuk keseragaman keilmuan Tapak Suci dalam mewujudkan hal ini, Pendekar Chusnan David tidak segan-segan setiap hari Sabtu hingga Ahad datang secara langsung untuk berlatih ke pusat Perguruan Tapak Suci di Yogyakarta, tidak jarang latihan tersebut berlangsung ba’da jama’ah Isya’ hingga menjelang jama’ah Shubuh. 
Hingga pada akhirnya beliau diberikan amanat oleh Pendekar Besar Barie Irsjad untuk melengkapi kurikulum keilmuan di Tapak Suci. Pendekar Chusnan David menciptakan Jurus Harimau. Dalam kurun waktu 1 - 2 bulan Jurus Harimau 1 dan 2 tersusun. Jurus Harimau karya dari Pendekar Chusnan David bersifat agresif dan mematikan. Tidak memberikan kesempatan lawan untuk menyerang kembali. Gerakan Jurus Harimau banyak diadopsi dari gerakan Judo dan Jujitsu sehingga Jurus Harimau tersaji dengan kombinasi yang menarik antara Ilmu Silat, Judo dan Jujitsu di dalamnya.

Menurut pendekar Chusnan David, manusia berlatih ilmu beladiri bertujuan untuk mencapai ketajaman reflex action dan reflex automatic action dalam mempertahankan diri. Karena pada dasarnya manusia sudah memiliki insting (naluri) dan intuisi membeladiri sejak lahir ketika manusia mendapatkan suatu ancaman. Manusia memiliki 4 “in” yang harus dipahami ; Inisiatif, intuisi, insting, inspirasi. Ukuran kemampuan beladiri seseorang tidak bisa diukur dari berapa lamanya latihan. Tapi yang menjadi ukuran adalah seberapa intensif seseorang itu berlatih.

Pesan dari pendekar Chusnan David. “Berlatihlah untuk mencari ilmu dan beramalah dengan ikhlas tidak untuk mencari jabatan. Karena Semakin tinggi ilmu yang kita miliki akan menjadikan kita  merasa semakin tidak banyak ilmu yang kita ketahui.... Gelar Pendekar tidak perlu dikejar karena gelar pendekar adalah anugrah. Sejatinya pendekar adalah orang yang telah berjasa pada masyarakat".


Terdapat tiga kategori tingkatan, yaitu siswa, kader, dan pendekar.

Siswa

  1. Siswa Dasar ( Sabuk Kuning)
  2. Siswa Satu ( Sabuk Kuning Melati Satu)
  3. Siswa Dua ( Sabuk Kuning Melati Dua)
  4. Siswa Tiga ( Sabuk Kuning Melati Tiga)
  5. Siswa Empat ( Sabu Kuning Melati Empat)

Kader

  1. Kader dasar (Biru Polos)
  2. Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
  3. Kader Madya (Biru Melati Merah Dua)
  4. Kader Kepala (Biru Melati Merah Tiga)
  5. Kader Utama (Biru Melati Merah Empat)

Pendekar

  1. Pendekar Muda (Hitam Melati Merah Satu)
  2. Pendekar Madya (Hitam Melati Merah Dua)
  3. Pendekar Kepala (Hitam Melatih Merah Tiga)
  4. Pendekar Utama (Hitam Melati Merah Empat)
  5. Pendekar Besar (Hitam Melati Merah Lima)

Jurus
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada awalnya diberi nama dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.

Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam Tapak Suci, yaitu:
  1. Jurus Mawar
  2. Jurus Katak
  3. Jurus Naga
  4. Jurus Ikan
  5. Jurus Lembu
  6. Jurus Rajawali
  7. Jurus Merpati
  8. Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata, baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus.


Serangan Tangan

  1. Katak Melempar Tubuh
  2. Naga Terbang
  3. Rajawali Mengibas Sayap
  4. Tandukan Lembu Jantan
  5. Pagutan Merpati
  6. Merpati Mengibas Sayap
  7. Merpati Mengibas Ekor

Serangan Kaki

  1. Ikan Menjulang ke Angkasa
  2. Ikan Menggoyang Sirip
  3. Harimau Membuka Jalan
  4. Harimau Menutup Jalan
  5. Benturan Harimau
  6. Kibasan Harimau

Serangan Jatuhan

  1. Terkaman Harimau
  2. Guntingan
  3. Bantingan kedalam
  4. Bantingan keluar

Tangkisan

  1. Bungan Mawar Mekar
  2. Bunga Mawar Layu
  3. Naga Terbang
  4. Katak Melempar Tubuh
  5. Rajawali Mengibas Sayap
  6. Merpati Mengibas Sayap
  7. Merpati Mengibas Ekor
  8. Ikan Menerjang Sarang
  9. Benturan Harimau
  10. Kibasan Harimau

Pola Langkah

  1. Langkah Paku-Paku
  2. Langkah Segi Tiga
  3. Langkah Segi Empat

Senjata
Senjata khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna)[1], yang diciptakan oleh Pendekar M. Barie Irsjad, berlafaz "Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, Tapak Suci merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota Tapak Suci di pusat maupun di daerah.

Karya Tulis
Dalam setiap evaluasi akhir anggota berupa Ujian Kenaikan Tingkat, Tapak Suci menerapkan aturan tentang Karya Tulis. Ini berlaku mulai dari tingkat Kader sampai dengan Pendekar. Karya Tulis menjadi syarat yang wajib dipenuhi oleh anggota yang akan menempuh evaluasi akhir tiap tingkat. Tradisi karya tulis ini sendiri sudah dimulai sejak Tapak Suci berdiri pada tahun 1963, dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Dengan Karya Tulis ini Tapak Suci mendorong para kadernya untuk menggali dan menampilkan seni beladiri sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang rasional, dan ilmiah. Selain bentuk karya tulis, para anggota juga dituntut memiliki Karya Nyata. Dari ilmu pengetahuan dihasilkanlah keterampilan. Dari keterampilan itu diwujudkanlah seni. Dengan seni itulah, diharapkan orang menjadi terampil dalam beramal.

Seni Beladiri
Digariskan oleh para pendahulu Tapak Suci bahwa corak khas Tapak Suci adalah sama kuat antara beladiri dan seni. Tapak Suci menampilkan bobot beladiri dalam sebuah bentuk seni pencak silat. Selain itu sebagai pelestari budaya bangsa, Tapak Suci mendorong anggotanya untuk melestarikan seni dan budaya nasional yang berjiwa luhur, jauh dari syirik dan menyesatkan yang akan menodai ajaran luhur itu sendiri.

Referensi

 https://id.wikipedia.org/wiki/Tapak_Suci_Putera_Muhammadiyah